Jumat, 18 Mei 2012

Cloud (1)

   Suasana kelas 8 Deatta sangat ribut. Seisi kelas berbagi kebahagiaan di setiap sudutnya, ada yang bergosip, curhat sampai main bola. Saat ini mereka sedang tidak ada guru, jadi --karena tak ingin menyia - nyiakan kesempatan-- mereka mengeluarkan segala kebisingan mereka. Reaza, sang ketua kelas, tampak tak berminat memanggil guru. Sekarang dia sedang asyik bermain gitar bernada romantis untuk menggoda      Anggle, cewek yang --gosipnya-- sudah ditaksirnya sejak MOS dulu sedangkan Anggle tampak ogah - ogahan sambil memainkan BBnya. 
   Aku menatap bosan ke arah mereka lalu menutup telinga dengan bete, berusaha meredam hiruk pikuk kelas yang benar - benar menggangguku. Tatapanku langsung tertuju pada Gaza yang sedang asyik merapikan rambutnya di depan cermin yang dipinjamnya secara paksa dari Arne. " Dasar cowok gokil! " Gumamku pelan. 
   " Dyera! Dyera! " Panggil Kesya. Aku langsung menoleh ke Kesya. Gadis mungil dengan tinggi kira - kira 148 cm ini sedang memandangku dengan cengiran lebar. 
   " Kenapa? " Tanyaku sambil mengerutkan kening. Biasanya kalau Kesya udah nyengir berarti bakal ada sesuatu yang buruk. 
   Dengan semangat Kesya mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sapu tangan warna hijau. Aku mendesah pelan, Hijau lagi?! " Liat nih! Kemarin aku jalan - jalan di Mall. Aku ketemu sapu tangan ini. Keren kan? " Aku melirik meja sekolahnya yang penghuninya berwarna hijau semua. Mulai dari pena, penghapus, tas, sampai papan namanya juga berwarna hijau. 
   " Kamu mau jadi pejuang Go Green ya? " Sindirku. 
   Kesya merengut lalu mulai menceritakan betapa indahnya warna hijau itu. Aku mendengarnya dengan ogah - ogahan. Kesya selalu memberikan ceramah khusus sama orang yang menyindir hobinya. Tiba - tiba, terdengar nyanyian Reaza yang kurang merdu. Dia menyanyikan lagu yang lagi Hitz saat ini. Lagu jodohku, katanya biar dia dan Anggle bisa romantis kayak penyanyinya. Aku tersenyum geli sambil menggeleng - gelengkan kepala. Sedikit bersyukur karena aku bukan Anggle. Beberapa siswa bersiul - siul memuji kegentle-an Reaza sementara yang siswi menyorakinya karena menganggap Reaza norak. Anggle mencibir lalu menengokku. " Dye, ke toilet yuk! " 
   Aku mengangguk lalu keluar kelas setelah terlebih dahulu meminta izin pada Reaza yang langsung di sambut tatapan kecewanya karena Anggle tak memperdulikan pengorbanannya (?). Kesya langsung mengejar kami dari belakang dengan membawa sapu tangan hijaunya. Katanya biar kayak orang Korea sama Jepang gitu kalau kemana - mana bawa sapu tangan. Aku sedikit ga percaya dengan alasannya, tapi sebodo amat. 

*** 

   " Kesya!! Pulang yuk! " Ajakku. Kesya menggeleng dan tetap duduk di depan kelas menatap ke arah kelas 9. 
   " Aku ga bakal pulang sebelum ketemu Bang Geza!! " Katanya tetep pada pendiriannya. Yaah, baru - baru ini Kesya naksir sama Bang Geza karena wajahnya yang rada mirip sama Kazama-kun, tokoh animasi yang difans-in Kesya. Aku menggelengkan kepala lalu menariknya secara paksa. 
   " Kesya! Bang Geza itu lagi ngikutin kelas tambahan! Ga mungkin kan kita nungguin dia di sini sampai jam 4 sore " Omelku pantang menyerah. Kesya menggeleng dan mempertahankan posisinya. Anggle langsung memasukkan buku ungunya ke dalam tas ungunya. Bisa dikatakan kedua teman dekatku ini memang penggila salah satu warna. Kesya hijau dan Anggle ungu. Kadang aku bingung sendiri kenapa aku bisa punya teman kayak mereka. 
   Reaza keluar kelas sambil menggenggam kotak pensil warna ungunya. Niatnya sih pengen samaan sama Anggle, tapi endingnya dia malah diejekin sama Anggle karena dibilang plagiat. Kasiaaaan. 
   " Kesh!! Kami pulang dulu ya! Kamu pulang sendiri aja! " Kata Anggle lalu berjalan keluar sekolah. Aku mengikutinya dari belakang. Kesya menatap kami dengan tatapan minta dikasihani dan menyusul kami dengan kesal. 
   Tanpa kami sadari, sedari tadi ada yang mengamati kami dari jauh

6 komentar:

Hello! Welcome to Deyeo'si's Kingdom | Trifena | Thanks