Rencanaku gagal total.
Setidaknya itu yang terjadi. Sekarang aku ditahan Mr. Reo di kelas karena nilai ulangan IPSku yang ancur banget. Kok aku bisa lupa kalau kemarin Mr. Reo bilang kalau bakal ada kelas tambahan untuk yang nilai IPSnya jelek?
Reaza duduk disebelahku. Sekedar info, ntah ada angin apa waktu ulangan IPS kemarin Reaza tidur dengan nyenyak tanpa mengisi satu soalpun, alhasil dia juga tertahan di kelas ini bersama 5 murid lain. Dia memasang tampang sebete yang dia bisa. Segala alasan sudah dia katakan ke Mr. Reo, tapi Mr. Reo ga mendengarkan Reaza dengan alasan " Sudahlah Reaza, Mister juga pernah muda jadi tau kalau kamu bohong. Lagipula kan kita di sini untuk belajar, jadi ga ada salahnya kan menggunakan sedikit waktu kamu untuk belajar? "
" Kenapa sih dari tadi goyang-goyang? Sana ke toilet daripada kamu ngompol disini! " Tiba-tiba Reaza berkomentar sambil menoleh kearahku. Wajahnya tetap memasang ekspresi bete.
Aku melotot, " Siapa juga yang kebelet, sotoy ih "
Reaza mengangkat sebelah alis lalu diam dan menatap ke depan, melihat Mr. Reo yang lagi menjelaskan materi IPS yang dari tadi ga ku simak karena kepikiran soal rencanaku yang nyaris sempurna langsung hancur lebur karena IPS.
" Bosan ga sih? " Tanya Reaza dengan tatapan yang tetap menatap kedepan.
Aku menghela nafas, " Ga juga "
" Malesin ga sih? " Tanyanya lagi.
" Ga juga " Jawabku singkat ogah-ogahan sambil menopang dagu dengan tanganku. Pikiranku masih menebak-nebak apa yang dialami Anggle sekarang. Mr. Reo yang sedari tadi sudah membuka sesi nulis catatan tak kuperdulikan lagi.
" Mister-nya ngejelasin apa sih? "
" Ga juga "
" Kamu dengerin aku ngomong ga sih?! " Sekarang Reaza mulai emosi.
" Ga juga "
Reaza mendengus bete lalu memutuskan untuk ga ngajak aku ngomong lagi.
" Re, gimana sih caranya bebas dari kelas tambahan ini? " Tanyaku saat udah menyerah menebak-nebak.
" Pura-pura pingsan "
" Haha lucu Re " Jawabku sinis. Ini anak ditanya serius bukan jawab yang bener.
Dia menguap lalu menoleh, " Aku serius "
" Ngomong-ngomong kok kamu bisa tidur pas ulangan? " Tanyaku penasaran. Ga tahan sama aura mencekam di kelas ini membuatku memutuskan untuk bertanya.
" Ngantuk. Ga tahan liat huruf "
" Hah? " Aku melotot ga percaya " Ga tahan liat huruf? Kamu ini hidup di zaman apa sih Re? Bahkan kalo main internetpun kamu pasti liat huruf juga "
" Ini beda artian Dye. Malam sebelum ulangan aku kebablasan baca cara membuat surat cinta untuk cewek. Aku juga udah coba-coba nulis surat cinta yang paling romantis buat Anggle tapi ga ada yang bagus " Reaza malah curhat.
" Surat Cinta? Seriusan? Sekarang kan udah ada SMS Re, tinggal bilang ' malam cantik :) ' selesai. Itu aja udah romantis Re " Aku berceramah
" Woy, nulis surat cinta itu jauh lebih romantis dibanding cuma SMS. Rasanya kita menuliskan isi hati kita dengan tangan, dengan perjuangan " Reaza tersenyum bangga dengan wajah memerah. Aku cuma bisa melongo lalu kembali memasang ekspresi cool.
" Aku ga pernah ngerti jalan pikiranmu Re. Kayaknya romantis dalam kamusmu sama romantis dalam kamus Anggle itu beda jauh banget ya " Kataku dengan tatapan prihatin.
" Emangnya ro..... " Reaza langsung pura-pura memperhatikan penjelasan Mr. Reo saat Mister memelototi dia karena kepergok ngobrol.
Aku menahan tawa. Untung saja ada Reaza, jadi ada teman ngobrol di kelas ini. Kemarin sore Reaza dipulangkan kembali oleh tantenya karena Reaza selalu mengeluh dalam perjalanan, kemanapun tantenya pergi pasti Reaza mengeluh. Aku yakin pasti itu salah satu taktiknya Reaza biar bisa kabur dari tantenya.
Aku keingat lagi soal Anggle. Kayaknya aku emang ga diizinkan buat menjalani rencana mendadak ini. Tiba-tiba aku melihat Anggle melewati kelas. Aku melihat jam, baru 20 menit dari jam pulang sekolah. Mungkin ini waktu yang ditentukan, ga mungkin bisa secepat ini dalam acara nembak cewek. Lagian anak kelas 9 juga ga ada kelas tambahan hari ini. Dari belakang Anggle mengekor abang yang kucurigai itu.
" TEBAKANKU BENER KAN!!! " Tanpa sadar aku berteriak sambil berdiri dengan kasar. Tangan dan lututku kebentok meja dengan suksesnya, semua matapun tertuju padaku. Aku meringis kesakitan dengan gaya berlebihan padahal tangan dan lututku hanya merah aja.
Reaza yang amat sangat pandai membaca suasana langsung berkomentar, " Mister, kayaknya Dyera kesakitan banget tuh mister. Apa tidak sebaiknya dia dibawa ke UKS? "
Mr. Reo melongo, " Kamu berlebihan Reaza. Dia hanya terbentur sedikit, pasti tidak sakit sama sekali. "
" Pasti sakit mister " Reaza memaksa.
" Tidak, lihat dia baik-baik saja. Bahkan dia tidak menangis "
" Pasti sakit mister. Saya yang paling mengerti Dyera. Sakit kan Dye? " Tanya Reaza sok perhatian.
" Pasti sakit mister " Reaza memaksa.
" Tidak, lihat dia baik-baik saja. Bahkan dia tidak menangis "
" Pasti sakit mister. Saya yang paling mengerti Dyera. Sakit kan Dye? " Tanya Reaza sok perhatian.
Aku bengong, kenapa kisahnya jadi kayak gini? Aku melirik ke Reaza yang langsung memberikan kode-kode. Aku langsung akting meringis kesakitan dengan gaya lebay lagi, " Aduh mister, sakit banget nih. Kayaknya ben... luka deh. Iya, luka. Aduh mister sakit nih "
Mr. Reo menjadi panik. Rasanya dosa membohongi mister yang buta soal kedokteran dan kesehatan ini, tapi mau gimana lagi? Ini satu-satunya cara buat keluar kelas dan ngekorin Anggle. " Ya sudah, kamu ke UKS saja Dye "
Aku mengangguk lemah, masih akting meringis. " Mr. Reo ini polos banget sih " Gumamku
" Lho, Reaza! Kamu mau kemana? "
Hah? Reaza?
Aku menoleh kebelakang dan melihat Reaza yang lagi mengekor dibelakangku. " Saya mau nemenin Dyera mister. Nanti kalo ternyata ibu UKS-nya ga ada kan repot "
" Kan dia bisa plesterin tangannya sendiri " Mr. Reo memberi penjelasan. Reaza langsung melihat keatas, mungkin berpikir alasan apa yang harus dia gunakan.
" Ah, kalo nanti di UKS ga ada hansaplast kan kasihan Dyera, mister. Dia harus jalan ke kantin dengan kaki kesakitan gitu. Aduh, ga deh mister, saya sebagai teman merasa ga tega mister. Gini-gini kan rasa persaudaraan saya amat sangat tinggi "
Hah? Rasa persaudaraan? Rasa pengen kabur dari kelas tambahan sih iya emang amat sangat tinggi.
Mr. Reo nampak terpana dengan kata-kata Reaza, " Baiklah, kamu temani Dyera sana. Tapi ingat jangan kabur ya "
" Baik mister "
***
" Kamu mau kemana sih Dye? " Tanya Reaza kepo. Sedari tadi dia mengekori aku yang sedang sibuk mencari Anggle. Aku berdecak kesal dan malas menjawab pertanyaannya. " Dye, jawab dong. Aku capek nih ngekorin kamu terus "
" Apa sih Re. Aku ga ada minta ditemenin kok. Udah sana-sana! Ini urusan cewek " Usirku sambil mengibaskan tangan kearahnya. Reaza merengut.
" Urusan cewek? " Tanyanya curiga.
" Iya! " Jawabku judes. Aduh, kalo ada Reaza rencana bisa berantakan nih. Ini aja udah pake Plan B.
" Kalo gitu aku ikut ya " Mendadak wajah Reaza berseri-seri. Aku menoleh dengan tatapan campur aduk.
" Kamu cewek? "
" Ga. Aku hanya pengen tau urusan cewek itu apa "
" Dasar kepo! "
" Dari pada di...... "
Sayup-sayup terdengar suara seseorang di dekat UKS. Aku langsung memberi kode-kode supaya Reaza diam. Reaza langsung diam dan menatapku bingung. Aku langsung sembunyi lalu mengintip dari balik pohon. Oke, ini emang agak aneh banget, tapi ga ada tempat sembunyi yang lain. Reaza ikut-ikutan ngintip dibelakangku dan langsung melotot.
" Dye! Dye! Itu kan... "
" Ssshhhh!!! Ntar mereka tau kalau kita ngintipin mereka "
" Cowok itu siapa Dye? " Tanya Reaza merasa menemukan pesaing cinta yang baru.
" Abang kelas "
Reaza diam, akupun diam. Kami sama-sama diam sambil memperhatikan Anggle dan abang kelas itu.
" Jadi ga bisa? " Tanya abang itu dengan suara berat.
" Iya " Jawab Anggle singkat.
Kemudian hening.
" Tapi aku senang mendengar pernyataan abang. Makasih ya " Kata Anggle sopan dengan senyum manis. Abang itu mengangguk dengan berat hati. " Kalau begitu aku permisi "
Anggle berjalan melewati abang itu dan berjalan ke arah gerbang sekolah. Kami tak bereaksi, tak berminat menyusul Anggle. Aku masih ingin melihat abang itu. Untuk memastikan sekali lagi kalau mataku ga salah liat orang.
Abang kelas itu berbalik badan mengarah ke kami. Matanya yang biasa menyorot tajam nampak sayu, senyumnya yang biasa selalu tampak sekarang tak tergambar di wajahnya yang cakep. Dia orang yang selama ini selalu dipuja-puja Kesya. Dia si Kazama-kun versi manusia, Bang Geza.
Cloud (8) : http://fenadye.blogspot.com/2012/10/cloud-8.html
Cloud (8) : http://fenadye.blogspot.com/2012/10/cloud-8.html